Menelusuri Akar Kekuasaan Rakyat: Sejarah dan Arti Demokrasi di Indonesia dan Dunia
Demokrasi, sebuah kata yang sering kita dengar, namun memiliki sejarah panjang dan arti yang mendalam. Secara etimologis, “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan), yang berarti kekuasaan berada di tangan rakyat. Konsep ini telah mengalami evolusi signifikan sejak kemunculannya di Yunani Kuno hingga menjadi sistem pemerintahan yang dianut banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Jejak Awal Demokrasi di Dunia:
Benih-benih demokrasi pertama kali tumbuh di kota Athena, Yunani, pada abad ke-5 SM. Bentuknya adalah demokrasi langsung, di mana warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi secara langsung dalam pengambilan keputusan politik. Meskipun terbatas pada warga negara pria dewasa, gagasan ini menjadi landasan penting bagi perkembangan demokrasi selanjutnya.
Seiring waktu, konsep demokrasi mengalami pasang surut. Abad Pertengahan di Eropa didominasi oleh sistem monarki dan feodalisme. Namun, gagasan tentang hak-hak individu dan kebebasan politik kembali menguat pada era Pencerahan dengan pemikir seperti John Locke dan Jean-Jacques Rousseau. Revolusi Amerika (1776) dan Revolusi Prancis (1789) menjadi momentum penting dalam menyebarkan prinsip-prinsip kesetaraan, kebebasan, dan kedaulatan rakyat, yang menjadi pilar demokrasi modern.
Sejarah Demokrasi di Indonesia:
Sejarah demokrasi di Indonesia memiliki dinamika tersendiri. Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia sempat mengadopsi sistem demokrasi parlementer (1945-1959), di mana peran parlemen sangat dominan. Namun, periode ini diwarnai dengan instabilitas politik dan seringnya pergantian kabinet.
Kemudian, Indonesia memasuki era Demokrasi Terpimpin (1959-1965) di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Sistem ini ditandai dengan kekuasaan presiden yang besar dan pembatasan peran partai politik. Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, Indonesia beralih ke era Orde Baru (1966-1998) dengan konsep Demokrasi Pancasila. Meskipun mengedepankan nilai-nilai Pancasila, praktik demokrasi pada masa ini cenderung sentralistik dan otoriter.
Era Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 membawa angin segar bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Pemilihan umum yang lebih bebas dan adil, kebebasan pers, dan desentralisasi kekuasaan menjadi ciri khas periode ini. Meskipun tantangan seperti korupsi dan politik uang masih ada, Indonesia terus berupaya memajukan dan memantapkan sistem demokrasinya.