Dari Sekolah ke Masyarakat: Guru SMA Penentu Karakter Bangsa
Peran guru di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) melampaui dinding kelas; mereka adalah arsitek utama dalam membentuk karakter siswa yang kelak akan menjadi bagian integral dari sekolah ke masyarakat. Pembentukan karakter bangsa yang kuat berawal dari pembiasaan dan penanaman nilai-nilai luhur di lingkungan pendidikan. Dalam sebuah diskusi panel pada Hari Pendidikan Nasional di Gedung MPR RI pada 2 Mei 2025, Ketua Komisi X DPR RI, Bapak Dr. H. Irwan Nasir, menegaskan bahwa kualitas generasi muda ditentukan oleh seberapa baik pendidikan karakter yang mereka terima di sekolah.
Guru adalah model peran pertama bagi siswa dalam konteks institusional. Melalui perilaku sehari-hari, seperti kejujuran, disiplin, dan rasa tanggung jawab, guru secara tidak langsung mengajarkan bagaimana berinteraksi sebagai warga negara yang baik di masyarakat. Ketika seorang guru menunjukkan empati kepada siswa atau rekan kerja, ia mengajarkan nilai kepedulian yang akan dibawa siswa saat berinteraksi dengan komunitas di luar sekolah. Ini adalah langkah pertama dari sekolah ke masyarakat yang lebih luas.
Selain itu, guru mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Kegiatan ekstrakurikuler yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, seperti program peduli lingkungan atau kunjungan ke panti asuhan, memberikan pengalaman nyata bagi siswa untuk berkontribusi. Misalnya, di SMA Budi Luhur Jakarta, guru-guru pembimbing secara rutin mengorganisir program “Bersih Lingkungan” setiap bulan di area sekitar sekolah, melibatkan siswa secara aktif. Melalui kegiatan ini, siswa belajar tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan bagaimana keterampilan yang mereka peroleh di sekolah dapat diaplikasikan di dunia nyata.
Guru juga mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang kritis dan bertanggung jawab. Mereka mengajarkan siswa untuk memahami hak dan kewajiban, berpartisipasi dalam proses demokrasi, serta menghargai perbedaan. Diskusi tentang isu-isu sosial dan politik dalam batas yang sesuai dengan usia siswa, serta kunjungan edukatif ke lembaga pemerintahan, dapat membantu siswa melihat relevansi pendidikan mereka dengan kehidupan bernegara. Dengan demikian, guru memastikan bahwa transisi siswa dari sekolah ke masyarakat berjalan mulus, membentuk mereka menjadi individu yang berkarakter, peduli, dan siap berkontribusi pada pembangunan bangsa.